TenTang aKu

Foto saya
aku seorang anak yang dilahirkan seorang ibu yang sangat baik hati.

Kamis, 12 April 2012

“Kasih Ibu Sepanjang Jalan”

“Kasih Ibu Sepanjang Jalan”, ungkapan itu sangat cocok untuk pahlawan kita yaitu ibu kita sendiri. Jika dihitung berapa banyak sudah biaya yang dikeluarkan untuk hidup kita dari lahir sampai dewasa sekarang ini, apakah kalian bisa memperkirakannya??
Akan tetapi apakah kalian tau bila ibu sedang sakit? Apakah kalian pula yang merawatnya??
Bayangkan jika ibu kalian telah dipanggil oleh Sang Maha Kuasa, apakah kalian akan menyesali karena belum sempat memberikan terbaik bagi ibu kalian?
Saat ibu kalian telah tiada, kalian akan merasakan betapa rasa kehilangan akan seorang ibu benar-benar nyata dirasakan. Ingatlah saat kalian membawa keranda jenazah yang berisi jasad ibu kalian yang hendak kalian antar ke rumah peristirahatan terakhir beliau. Wajah pucat tersenyum dengan mata tertutup dan nafas sudah tidak ada lagi, ternyata itu adalah jasad ibu kita yang telah dimandikan. Tetesan air mata pun tak akan sanggup menggantikan semua kasih sayang yang telah diberikan oleh ibu kepada kita sebagai anaknya.
Karena jarak bukanlah satu alasan yang dapat memisahkan kasih sayang antara ibu dan anak. Seberapa jauh jarak yang memisahkan, kasih sayang-lah yang menyatukan. Tak ada yang bisa menggantikan seorang ibu di hati para anak-anaknya.
Sahabatku, mulai sekarang tulislah dengan pena terbaikmu nama ibu di hati kalian masing-masing. Jangan biarkan wajah manis penuh cinta itu seakan berubah layu oleh perbuatan kalian sendiri. Jagalah beliau sebagai bunga terindah di taman hati kalian.

“Saya rela tidak makan asal ibu bisa makan,
Saya rela tidak tidur asal ibuku bisa tidur,
Saya rela melakukan apapun asal ibuku Bahagia”

Selasa, 10 April 2012

AKU SAYANG IBU


Tiga kata di atas sungguh sederhana namun mengandung berjuta makna. Tiga kata yang sangat dirindukan setiap ibu dari setiap anak-anaknya. Tiga kata yang sanggup melelehkan air mata dan meringankan beban setiap ibu yang telah mengandung, melahirkan, mendidik, dan membesarkan buah hatinya. Peluh ibu serasa tak sia-sia bila beliau mendengar ketiga kata itu terucap dari buah hati yang amat disayanginya.

Namun, sebagai anak, kita terkadang lupa atau bahkan pura-pura lupa untuk mengucapkan ketiga kata itu. Kita sering disibukkan oleh urusan kuliah lah...urusan kantor lah...sehingga kita lupa bahwa ibu kita sedang merindukan mendoakan anak-anaknya di rumah. Bahkan kita seringkali mengelak untuk mengunjungi ibu kita dengan alasan sibuk.

"Aku sayang Ibu", kata-kata yang sederhana namun terkadang berat untuk diucapkan. Kebanyakan dari kita merasa malu untuk bilang "Aku sayang Ibu" hanya karena takut dibilang anak mama atau pun alasan lain yang mengedepankan ego kita. Di sinilah sebenarnya kita ditantang untuk mengalahkan ego kita sendiri demi orang yang amat berperan dalam hidup ini. Sudah cukup banyak Ibu berkorban untuk kita, lalu kenapa hanya mengucapkan "Aku sayang Ibu" saja terasa susah. Bukankah ucapan itu lebih ringan dibandingkan dengan pengorbanannya untuk melahirkan kita di dunia ini? Bukankah ucapan itu lebih mudah bila dibandingkan dengan kesabaran dan ketabahannya dalam mendidik dan membesarkan kita? Lalu kenapa kita mesti berat hati untuk mengucapkan "Aku sayang Ibu"?

Mari, kita katakan "Aku sayang Ibu" kepada Ibunda kita tercinta, baik secara langsung maupun lewat telepon. Jangan ragu atau bimbang untuk mengucapkannya. Jangan sampai kita terlambat mengucapkannya, karena itu akan menjadi penyesalan seumur hidup kita. Memang mengekspresikan sayang tidak cukup hanya dengan kata-kata, tapi minimal kita sudah berikrar pada ibu kita dan pada Tuhan Yang Maha Mengetahui bahwa kita akan sayang dan selalu menyayangi ibunda kita lewat kata-kata itu.

Kasih ibu,
kepada beta,
tak terkira sepanjang masa.
Slalu memberi,
tak harap kembali,
bagai sang surya menerangi dunia.