“Kasih Ibu Sepanjang Jalan”, ungkapan itu sangat cocok untuk pahlawan kita yaitu ibu kita sendiri. Jika dihitung berapa banyak sudah biaya yang dikeluarkan untuk hidup kita dari lahir sampai dewasa sekarang ini, apakah kalian bisa memperkirakannya??
Akan tetapi apakah kalian tau bila ibu sedang sakit? Apakah kalian pula yang merawatnya??
Bayangkan jika ibu kalian telah dipanggil oleh Sang Maha Kuasa, apakah kalian akan menyesali karena belum sempat memberikan terbaik bagi ibu kalian?
Saat ibu kalian telah tiada, kalian akan merasakan betapa rasa kehilangan akan seorang ibu benar-benar nyata dirasakan. Ingatlah saat kalian membawa keranda jenazah yang berisi jasad ibu kalian yang hendak kalian antar ke rumah peristirahatan terakhir beliau. Wajah pucat tersenyum dengan mata tertutup dan nafas sudah tidak ada lagi, ternyata itu adalah jasad ibu kita yang telah dimandikan. Tetesan air mata pun tak akan sanggup menggantikan semua kasih sayang yang telah diberikan oleh ibu kepada kita sebagai anaknya.
Karena jarak bukanlah satu alasan yang dapat memisahkan kasih sayang antara ibu dan anak. Seberapa jauh jarak yang memisahkan, kasih sayang-lah yang menyatukan. Tak ada yang bisa menggantikan seorang ibu di hati para anak-anaknya.
Sahabatku, mulai sekarang tulislah dengan pena terbaikmu nama ibu di hati kalian masing-masing. Jangan biarkan wajah manis penuh cinta itu seakan berubah layu oleh perbuatan kalian sendiri. Jagalah beliau sebagai bunga terindah di taman hati kalian.
“Saya rela tidak makan asal ibu bisa makan,
Saya rela tidak tidur asal ibuku bisa tidur,
Saya rela melakukan apapun asal ibuku Bahagia”
